Selasa, 10 Juni 2014

Kebijaksanaan Hakim

Seorang petani mempunyai tetangga yang berprofesi sebagai pemburu dan mempunyai anjing-anjing yang galak. Anjing-anjing tersebut sering melompati pagar dan mengejar domba-domba petani.


Petani itu berkali-kali meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tetapi ia seakan tidak peduli. Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan menyerang domba milik petani.


Petani itu merasa tidak sabar, dan memutuskan ke kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.
Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan berkata, “Saya bisa saja menghukum pemburu itu dan memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya. Tetapi Anda akan kehilangan seorang teman dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?”
Petani itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.
“Baik, saya akan memberikan solusi dimana domba-domba Anda tetap aman dan tetangga Anda tetap sebagai teman.”
Mendengar solusi pak hakim, petani itu pun setuju.
Sesampainya di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim. Dia mengambil 3 ekor anak domba dan menghadiahkannya pada 3 anak tetangganya itu. Mereka menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan domba-domba tersebut.
Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu akhirnya mengkerangkeng anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah lagi mengganggu domba-domba petani.
Sebagai rasa terima kasih atas pemberian petani, pemburu itu mulai membagi hasil buruan kepada petani. Sebagai balasannya petani mengirimkan daging domba dan keju buatannya. Dalam waktu singkat tetangga itu segera menjadi teman yang baik.
Ada ungkapan Tiongkok Kuno mengatakan, “Cara Terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih.”
Kebajikan dan belas kasih mendatangkan keharmonisan dan kedamaian. Semua perselisihan dan pertikaianpun sirna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar